La pregunta cobra una fuerza inusitada debido al apogeo del fenómeno de las redes sociales. La película #republiktwitterexplora las relaciones humanas en Twitter usando el anonimato de las redes como apoyo a la historia de amor entre Sukmo y Hanum.
La premisa es muy interesante: Sukmo comienza a utilizar twitter desde distintos dispositivos, como smartphones y computadores. Así llega al perfil de Hanum, quién le corresponde los trinos (RT). Eventualmente los dos se ponen una cita en Jakarta. Cuando Sukmo, va a encontrarse con Hanum, él se aleja, por que cree que no es digno de la belleza de Hanum. Así, Sukmo decide mejorar sus condiciones de vida para tener una verdadera oportunidad con Hanum.
En muchos post por internet se compara esta película con "The Social Network". A pesar que ambas utilizan como elemento narrativo las redes sociales, sus temáticas son claramente opuestas.
A continuación citamos el texto original en indonesio, con traducción en inglés vía Google Translate:
Di Twitter, Sukmo adalah seorang cowok yang asik, cerdas dan penuh kepercayaan diri. Dia tampak ganteng di timeline twitter, membuat Sukmo mudah berkenalan dengan siapa saja, termasuk Hanum seorang wartawati cantik dan mapan. Hubungan keduanya yang semakin dekat, membuat Sukmo yang tinggal di Jogja memutuskan untuk menemui Hanum demi sebuah komitmen ke Jakarta.
On Twitter, Sukmo is a cool guy, smart and full of confidence. He looks handsome in the twitter timeline, make Sukmo easily acquainted with anyone, including Hanum a beautiful and well-established journalist. Their relationship is getting closer, making Sukmo who lives in Yogyakarta decided to meet Hanum by a commitment to Jakarta.
Ternyata Sukmo berhadapan dengan
kenyataan bahwa di dunia nyata semuanya tidak mudah. Kepercayaan dirinya
runtuh ketika melihat sosok Hanum yang benar-benar cantik dan elegan,
berbeda dengan dirinya yang hanya ganteng di timeline.
Apparently Sukmo confronted with the fact that in the real world everything is not easy. His confidence collapsed when he saw the figure Hanum truly beautiful and elegant, in contrast to her only good-looking at the timeline.
Menunda pertemuannya dengan Hanum, Sukmo bertekad mengubah dirinya menjadi “cowok” Jakarta. Bekerja di warnet milik Belo yang disebutnya sebagai kantor konsultan komunikasi, Sukmo berusaha menjadi laki-laki yang dipikirnya pantas mendampingi Hanum.
Apakah semua yang dibayangkan Sukmo sesuai dengan yang diinginkan Hanum?
Apparently Sukmo confronted with the fact that in the real world everything is not easy. His confidence collapsed when he saw the figure Hanum truly beautiful and elegant, in contrast to her only good-looking at the timeline.
Menunda pertemuannya dengan Hanum, Sukmo bertekad mengubah dirinya menjadi “cowok” Jakarta. Bekerja di warnet milik Belo yang disebutnya sebagai kantor konsultan komunikasi, Sukmo berusaha menjadi laki-laki yang dipikirnya pantas mendampingi Hanum.
Apakah semua yang dibayangkan Sukmo sesuai dengan yang diinginkan Hanum?
Delaying his meeting with Hanum, Sukmo determined to transform itself into "boys" Jakarta. Working at the cafe owned by Belo, who calls the office communications consultant, Sukmo trying to become the man he thought was worthy of accompanying Hanum.
El estreno es el 16 de febrero en Jakarta. No hay noticias sobre un lanzamiento en inglés o en español.
Vale la pena replantearse la pregunta: ¿Es posible encontrar el amor en twitter?
Fuentes:
#republiktwitter
Site de la película (Indonesio)
Trailer (Indonesio)
The social network (Imdb)
No hay comentarios:
Publicar un comentario